Abstrak
Indonesia mengalami krisis sampah karena Tempat Penampungan Sampah (TPA) yang melebihi kapasitas, sementara jumlah timbunan sampah terus meningkat, sedangkan untuk mencari lokasi TPA baru sangat sulit. Pesan komunikasi yang disampaikan ke masyarakat dilakukan dengan mengharapkan efek baik. gerakan pemilihan dan daur ulang sampah belum mampu mengurangi sampah secara signifikan. Oleh karena itu, perlu diterapkannya teknologi pengolahan sampah yang dapat mengolah sampah secara cepat. Walaupun teknologi PLTSa ini dilengkapi dengan unit pengendali pencemaran udara, perlu pengukuran partikel udara dari hasil gas buangan atau pembakaran sampah pada sekitar teknologi PLTSa tersebut, apakah telah memenuhi atau kurang yang sesuai dengan nilai ambang batas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara konsentrasi Pm10 dan Pm 2,5 terhadap terjadinya keluhan gangguan pernafasan sesuai karakteristik pekerja yang bekerja di TPA Bantar Gebang di kota Bekasi tahun 2023 dengan jumlah sampel 30 dari total populasi sebanyak 780 pekerja.Metode penelitian ini kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Penentuan responden dengan menggunakan simple random sampling teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan lembar kuesioner, pengukuran 6 titik disetiap lokasi dengan alat Air Quality Control DZ-8600, studi pustaka dengan beberapa refrensi penunjang. Teknik analisis data dengan analisis univariat dan analisis bivariat dengan kesimpulan variabel usia,tingkat pendidikan, masa kerja, status merokok, penggunaan APD/masker, Riwayat penyakit memiliki hubungan yang signifikan, sedangkan variabel jenis kelamin memiliki hubungan yang tidak signifikan.