Abstrak
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2021, di Wilayah Kerja Puskesmas Baros meskipun prevalensinya menurun masih ada tiga desa yang mengalami peningkatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kabupaten Serang tahun 2023. Desain penelitian menggunakan Case Control. Populasi dalam penelitian ini yaitu 56 balita di wilayah kerja Puskesmas Baros Kabupaten Serang Tahun 2023. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Analisis yang digunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Data penelitian diperoleh dari data sekunder dan primer. Hasil analisis univariat menunjukan balita stunting 50%, BBLR 19,6%, tidak ASI eksklusif 57,1%, sering menderita penyakit infeksi 78,6%, tidak memiliki status imunisasi lengkap 69,6%, usia ibu berisiko 37,5%, ibu pendidikan rendah 75,0%, ibu yang bekerja 21,4%, pendapatan rendah 78,6%, ibu pengetahuan gizi kurang 73,2%. Hasil bivariat ada hubungann yang signifikan antara BBLR (Pvalue 0,044), riwayat penyakit infeksi (Pvalue 0,023), pemberian ASI Eksklusif (Pvalue 0,015), status imunisasi dasar (Pvalue 0,020), usia ibu saat hamil (Pvalue 0,027), pendidikan ibu (Pvalue 0,031), pendapatan orangtua (Pvalue 0,044), dan pengetahuan gizi ibu (Pvalue 0,016). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan yaitu status bekerja ibu (Pvalue 0,745). Diharapkan puskesmas melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita tentang bahaya BBLR, pentingnya pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi lengkap, pola asuh yang baik dan pengetahuan gizi dalam pencegahan terjadinya stunting.