Abstrak
Diare adalah defekasi (pengeluaran tinja) yang tidak normal dan cair, dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dan 3 kali.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program penanggulangan diare di Wilayah Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, tahun 2000 - 2002.
Disain Penelitian ini bersifat deskriptif dimana seluruh populasi diikutsertakan dalam penelitian. Jenis data yang diteliti adalah data sekunder yang diperoleh dan laporan tahunan P2 Diare di Wilayah Puskesmas Mampang Prapatan.
Penelitian ini terdiri dari Input, Proses, Output. Input terdiri dari metoda yang digunakan adalah penyuluhan dan pelatihan. Sarana yang dimiliki oleh Puskesmas terdiri dan 6 Puskesmas tingkat kelurahan dan 100 Posyandu. Dana yang digunakan untuk pelaksanaan prodram P2 Diare bersumber dari APBN, APBD Tk. I & II, Bantuan Luar Negeri, LSM, dan Swadaya masyarakat. Persedian oralit pada tahun 2000 berjumlah 11.550, tahun 2001 berjumlah 13.500, dan pada tahun 2002 sebanyak 13.850. Wilayah Puskesmas Mampang Prapatan memiliki SDM terlatih sebanyak 629 orang.
Dalam proses ditemukan kasus dini pada tahun 2000 sebanyak 3054 penderita, 2001 berjumlah 2927 penderita, dan pada tahun 2002 adalah 2589 penderita Semua Penderita Diare mendapatkan pengobatan di Puskesmas. Disetiap rumah penduduk tersedia air bersih. Pada tahun 2000 pendistribusian oralit sebanyak 9526 bungkus, tahun 2001 sebanyak 8895 bungkus, dan pada tahun 2002 sebesar 7580 bungkus. Pencacatatan dan pelaporan pendeita diare dilakukan berjenjang dalam kurun waktu Harian, Bulanan, Triwulan, Semester, dan tahunan.
Dan output dihasilkan angka kesakitan pada tahun 2000 sebesar 40 %, tahun 2001 sebesar 37 %, dan pada tahun 2002 sebesar 33 %. Angka cakupan program pada tahun 2000 sebesar 7,4 %, tahun 2001 sebesar 7,7 %, dan pada tahun 2002 sebesar 7,6 %. Cakupan pelayanan pada tahun 2000 sebesar 50 %, tahun 2001 sebesar 47 %, dan pada tahun 2002 sebesar 40 %.
Dari hasil penelitian ini disarankan untuk menurunkan angka kesakitan diare, perlu ditinjau kembali program-program penanggulangan penyakit diare. Tingkatkan pelaksanaan program-program penanggulangan penyakit diare. Pelayanan terhadap
penderita diare tidak hanya dilakukan di Puskesinas tetapi posyandupun harus aktif dalam melakukan pelayanan terhadap penderita diare.