Abstrak
Makanan jajanan anak sekolah memegang peranan strategis yaitu sebagai
salah satu penyumbang sumber asupan gizi bagi anak-anak saat di sekolah.
Keterampilan anak dalam memilih makanan jajanan menjadi faktor penting dalam
mendapatkan jajanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui determinan frekuensi jajan siswa pada siswa siswi kelas IV dan V
di SDN Bintaro 01 Jakarta Selatan.
Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di SDN Bintaro 01 Jakarta Selatan pada bulan
Januari sampai Agustus tahun 2016. Sampel penelitian ini yaitu siswa siswi kelas IV
dan V yang berjumlah 225 orang. Teknik sampling yang digunakan sampling jenuh.
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada responden.
Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis
multivariat.
Hasil univariat pada penelitian ini, kategori terbanyak adalah memiliki
frekuensi jajan sering (71,1%), berjenis kelamin laki-laki (52,9%), berpengetahuan
gizi tinggi (61,8%), memiliki sikap terhadap makanan jajanan positif (79,6%),
memiliki uang jajan besar (75,6%), biasa sarapan (71,6%), tidak biasa membawa
bekal (74,7%), ada pengaruh orangtua (89,8%), ada pengaruh teman sebaya (94,2%),
ada pengaruh kebijakan sekolah (64,4%). Hasil uji bivariat diperoleh variabel yang
berhubungan dengan frekunsi jajan siswa yaitu pengetahuan gizi (Pvalue 0,018),
besar uang jajan (Pvalue 0,000), dan kebiasaan membawa bekal (Pvalue 0,000).
Hasil uji multivariat diperoleh variabel yang masuk dalam pemodelan akhir
multivariat yaitu pengetahuan gizi (Pvalue 0,015) dan kebiasaan membawa bekal
(Pvalue 0.000). Variabel kebiasaan membawa bekal merupakan variabel yang paling
besar pengaruhnya terhadap frekuensi jajan siswa yaitu (OR: 3,206).
Saran bagi SDN Bintaro 01 adalah memberikan informasi mengenai
pendidikan gizi untuk siswa dengan mengadakan kegiatan rutin seperti penyuluhan
gizi tentang zat-zat gizi yang diperlukan tubuh, manfaat membawa bekal dan bahaya
makanan jajanan, serta mengadakan program ?Hari Wajib Bekal?. Bagi orangtua
siswa diharapkan dapat menyediakan bekal makanan dan minuman dari rumah
sehingga mengurangi frekuensi jajan siswa.